Penampilan Paripurna Tanpa Bau Mulut

Bau mulut? Terdengar sepele ya? tapi imbasnya bisa begitu penting. Ngga lucu kan kalau kawan-kawan semua harus meeting sama client, bimbingan sama dosen, hang out sama temen, atau dating sama someone special tapi bau mulut. Pasti ngga percaya diri juga kan?. Jangan sampai urusan penting kita jadi berantakan hanya karena orang lain ngga konsen atau ngga respect dengan kita karena bau mulut tak sedap. Jangan sampai penampilan sudah keren, baju rapi, sepatu oke, rambut klimis, parfum wangi, tapi mulut bau. Duh, kegantengan dan kecantikan bisa turun hingga 90%.

Kita jangan egois ya kawan, perlu diingat juga bahwa ada lawan bicara yang harus kita buat nyaman. Bisa jadi kita tidak sadar kalau bau mulut bisa sangat mengganggu orang lain. Memang tidak semua orang akan mempedulikan hal itu. Banyak dari mereka yang juga akhirnya mengabaikan bau mulut lawan bicaranya. Tapi alangkah lebih baik jika kita peduli dengan diri kita untuk mencapai kesehatan dan penampilan yang paripurna, baik di luar dan baik di dalam. Orang lain nyaman, kita pun senang. Dengan begitu mungkin juga kita bisa membantu orang lain untuk tidak menambah dosa karena mengumpat tentang keburukan kita.

Ngomong-ngomong soal bau mulut atau bau nafas tak sedap, dalam ilmu kedokteran namanya Halitosis. Hampir semua orang di dunia pernah atau bahkan sering mengalami gangguan bau mulut. Misalnya ketika bangun tidur di pagi hari, saat berpuasa, atau saat kita sedang stress. Is it normal? Yes, of course. Hal ini akan bersifat sementara karena pada saat kita tidur, berpuasa, atau stress, aliran atau produksi saliva (air liur) dalam rongga mulut akan menurun sehingga rongga mulut mengalami kekeringan. Alhasil bau mulut deh.

Bau mulut atau bau nafas yang bersifat akut itu juga disebabkan karena makanan yang berbau khas, seperti pete, jengkol, durian, bawang merah, bawang putih, alkohol, atau makanan lain yang mengandung sulfur. Setelah makanan dicerna, senyawa sulfur tersebut akan diserap ke dalam pembuluh darah dan dibawa oleh darah langsung ke paru-paru. Sehingga bau sulfur tersebut akan tercium pada saat mengeluarkan nafas. Dan kebanyakan dari bau mulut tersebut berasal dari sisa makanan di dalam mulut. Sisa-sisa makanan dan sel-sel mati yang terdapat di dalam mulut akan diuraikan oleh bakteri. Nah, proses metabolisme dari penguraian yang dilakukan oleh bakteri tersebut akan menghasilkan racun, senyawa sulfide, dan amonia. Inilah yang akhirnya menyebabkan bau mulut pada saat kita bernafas.  

Keadaan ini biasa kami (tenaga medis) sebut dengan Halitosis Fisiologis. Artinya jenis bau mulut yang sudah tertulis di atas hanya bersifat sementara dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Hanya perlu untuk menjaga oral hygiene dengan menyikat gigi, berkumur, atau merangsang aliran saliva (air liur) dengan mengunyah buah-buahan misalnya.

Tapi yang tidak kalah penting untuk kita ketahui bersama adalah bau mulut yang memang disebabkan karena adanya penyakit baik oral maupun sistemik. Penyakit oral misalnya periodontitis, gingivitis, dan karies. Penyakit sistemik misalnya diabetes, gagal ginjal, sinusitis, tonsilitis, liver, kelainan fungsi pencernaan, dan beberapa penyakit lain. Keadaan ini biasa kami (tenaga medis) sebut dengan Halitosis Patologis. Artinya bau mulut akibat penyakit ini tidak dapat diatasi hanya dengan pemeliharaan oral hygiene saja. Akan tetapi membutuhkan treatment khusus sesuai dengan penyebabnya dan harus melalui pengawasan dokter atau dokter gigi. Misalnya pada kasus penyakit periodontitis dan gingivitis, harus dilakukan treatment khusus seperti scaling, agar bebas dari plak dan karang gigi yang merupakan sumber penyakit. Dan tentu dimodifikasi dengan metode kimiawi melalui penggunaan obat kumur yang mengandung CHX 0,12% atau 0,2%. Obat kumur yang mengandung CHX (Chlorhexidine) ini bermacam-macam merek dagangnya. Minosep adalah salah satu merek yang dianjurkan oleh dokter gigi dan dapat dengan mudah dijumpai di apotek-apotek.

Menjaga kesegaran rongga mulut itu penting dan sebenarnya sangat simpel untuk dilakukan. Menyikat gigi 3 kali sehari setelah sarapan, setelah makan siang, dan sebelum tidur. At least 2 kali deh, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Tapi seyogyanya menyikat gigi saja tidak cukup. Sikat gigi lebih sering tidak dapat menjangkau semua permukaan gigi terutama di gigi-gigi bagian belakang. Akibatnya ada sisa-sisa makanan yang tidak terangkat. Apalagi jika cara menyikatnya tidak benar, justru dapat melukai gusi. Untuk itu agar pemeliharaan rongga mulut lebih maksimal lagi maka perlu dikombinasikan dengan penggunakan dental floss (benang gigi) untuk membersihkan celah-celah gigi, obat kumur seminggu 2 kali, atau dengan pembersih lidah. Jangan lupa banyak minum air putih, buah-buahan segar, dan diet makanan bergizi ya!. Insya Allah kesegaran mulut akan tetap terjaga disetiap hari dan kepercayaan diri kita pun terjaga disetiap penampilan.

Comments

Popular posts from this blog

Review Laser CO2 (Tahi Lalat)

Review Diamond Peel Treatment

Pengalaman Saya di Rekrutmen Nestle Indonesia