Rekrutmen Indonesia Mengajar

Hidup bukan hanya soal apa yang telah kita terima tetapi juga tentang apa yang sudah kita berikan. Saya ingin dapat berguna dan memberikan manfaat untuk orang lain atas keberadaan saya. Untuk keluarga, handai tolan, kerabat, atau bahkan untuk orang-orang yang tidak saya kenal sekalipun. Terdengar klise ya?, ya sudahlah memang begitu adanya. Saya ingin memberi. Lalu memberi apa?, karena saya belum berlimpah harta maka yang bisa saya berikan adalah waktu dan ilmu yang saya punya. 
Saya cukup sering melihat berita dan membaca beberapa artikel tentang kondisi pendidikan Indonesia di tempat-tempat istimewa seperti daerah perbatasan nan terpencil. Tempat dimana sebetulnya memiliki banyak potensi tunas bangsa yang gigih, mau belajar, dan berdaya juang tinggi, tak kalah dengan anak-anak metropilitan. Hal ini memicu rasa penasaran saya akan kondisi sesungguhnya di lapangan. Sampai suatu hari akhirnya saya berkesempatan untuk tinggal selama 2 bulan di salah satu pulau terpencil di Maluku Tenggara dalam rangka program KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kesempatan itu memberikan banyak pengalaman dan membuat saya sedikit mempelajari potret pendidikan disana. Mereka yang tinggal di wilayah istimewa perlu mendapat perhatiaan yang istimewa pula untuk mencapai kesetaraan.

Beberapa waktu yang lalu saya mengutip sebuah kalimat dalam buku indonesia mengajar 2, disana tertulis “Bukankah mendidik adalah tugas semua orang terdidik?”. Sebuah kalimat yang sangat menggugah. Saya terpanggil untuk ikut andil dalam membawa perubahan untuk Indonesia, khususnya dalam menjaga dan memberikan hak para generasi penerus. Ada banyak cara untuk berkontribusi untuk negeri tercinta ini, kawan. Dan menjadi pengajar muda saya kira adalah salah satunya. Karena itu saya memilih untuk ikut Indonesia Mengajar.

Dari ribuan aplikasi yang masuk, saya beruntung telah menjadi salah satu perserta rekrutmen yang terpilih hingga tahap akhir seleksi. Proses seleksinya cukup ketat, menguras energi karena berlangsung hampir seharian, tapi seru. Tentu sebelumnya kita melewati proses seleksi tahap 1 yaitu seleksi administrasi. Mendaftar secara online, mengisi data diri lengkap, dan membuat essay singkat untuk beberapa topik yang sudah dikemas dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Jika lolos, kemudian lanjut ke seleksi tahap 2 Dirrect Assesment. Seleksi tahap 2 ini detailnya meliputi :

  1. Psikotest, meliputi Baum Test / Tree Test / yang lebih dikenal tes menggambar pohon, Wartegg Test / tes melengkapi gambar, DAP Test / tes menggambar manusia, kemudian tes kemampuan analitik (nanti diberi selembar kertas berisi beberapa paragraf tentang sebuah kasus lengkap dengan beberapa pertanyaan yang harus kita jawab, yap! Case study), kemudian tes kepribadian
  2. Self Presentation, di tahap ini kita diminta mempresentasikan diri di depan kandidat yang lain dan dinilai oleh 3 orang dari tim rekruter. Don’t panic! Be confidence and keep smile J
  3. FGD (Focus Group Discussion), di tahap ini kita diminta mendiskusikan problem solving dari sebuah kasus yang sudah disediakan oleh tim rekruter. Sebelumnya kandidat sudah dibagi dalam grup. Satu grup rata-rata 7-8 orang. Di sesi ini kita juga dinilai oleh 3 orang rekruter yang berbeda
4.      Micro Teaching, pada tahap ini kita diminta untuk simulasi mengajar di depan para kandidat dalam grup kita dan (lagi) di depan 3 orang penilai. Tiga orang penilai ini adalah para alumni PM (Pengajar Muda). Sebelum show (baca: simulasi mengajar), kita bersiap di luar ruangan. Ruang kelas di seting oleh tim rekruter sesuai dengan challange yang akan kita dapatkan, setiap kandidat akan mendapatkan tantangan situasi dan kondisi kelas yang berbeda-beda, dan itu surprise (kita baru akan tahu setelah masuk kelas dan mulai mengajar).

Teman-teman kandidat yang lain berakting menjadi siswa, ada yang menjadi pedagang yang tiba-tiba masuk ke kelas dan merusak konsentrasi, ada yang menjadi orang tua siswa yang tiba-tiba marah-marah masuk ke kelas, ada si A si B pembuat kekacauan, atau di setting tiba-tiba gempa, dan lain sebagainya. Kesemuanya sesuai dengan perintah dan skenario dari tim rekruter. Saya sendiri pada saat itu mendapat challenge dengan keadaan kelas yang siswa nya tidak mengerti Bahasa Indonesia, dengan si A, si B, dan si C sang pembuat kegaduhan. Intinya pada tahap ini kita ditantang untuk bagaimana membawa diri, mengendalikan kelas, dan mentransfer ilmu.

Menurut saya ini adalah tahapan tes yang paling menarik dan seru (pake banget). Kita jadi lebih dekat dengan para kandidat lain, apalagi memang berlangsung hampir seharian. Karena proses rekrutmen IM ini saya berhasil menambah jejaring pertemanan, bahkan hingga saat ini masih berhubungan baik dengan beberapa dari mereka. Saya mengagumi mereka yang penuh semangat, yang juga terpanggil dan tergerak hatinya untuk ikut andil mengabdikan diri untuk bangsa. Bersama menyalakan api dan mengobarkan semangat anak-anak yang jauh dari fasilitas.
  1. Interview, ini adalah tahap akhir dari rangkaian seleksi tahap 2. Kita berhadapan langsung dengan seorang interviewer yang siap mengupas tuntas. Be confidence, keep calm, dan usahakan jawaban kita sesuai dengan yang sudah pernah kita tuliskan pada essay-essay yang sudah kita buat sebelumnya. Karena interviewer akan menanyakan beberapa pertanyaan yang sama seputar beberapa topik essay di tahap seleksi sebelumnya dan melihat kesesuaiannya. Dua kalimat terakhir pada point 5 ini adalah tips dari senior saya, pengajar muda batch IX J.

Tulisan ini saya buat hanya berdasarkan pengalaman pribadi. Semua tahapan seleksi yang saya tulis di atas bisa saja berubah sewaktu-waktu. Saya hanya sedikit berbagi pengalaman kemarin barangkali bisa membantu memberi pandangan bagi kawan-kawan yang akan mengikuti proses seleksi Indonesia Mengajar. Salam Pengabdian.

Comments

  1. Assalamualaykum. Artikelnya bermanfaat mbak :) terimakasih. Btw ini mbak Lilis Himabes bukan ya?

    ReplyDelete
  2. Artikelnya bermanfaat mbak :) terimakasih. Btw ini mbak Lilis himabes bukan ya?

    ReplyDelete
  3. Waalaikumsalam, hallo Rima terima kasih sudah mampir. Himabes juga? angkatan berapa?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Laser CO2 (Tahi Lalat)

Review Diamond Peel Treatment

Pengalaman Saya di Rekrutmen Nestle Indonesia