Mr. Berend
Hari itu saya kedatangan pasien berkewarganegaraan Australia. Seorang
laki-laki jangkung yang terlihat percaya diri dengan kemampuan bahasa
isyaratnya. Dia tidak bisa Bahasa Indonesia. Saya mencoba untuk bersikap lebih
friendly dengan Bahasa Inggris saya yang juga pas-pasan. Berend Bright Clas,
dia mengenalkan namanya dan mengisi beberapa data di personal details rekam
medis. Mr. Berend (63 th) yang terlihat lebih muda dari usianya, termasuk
pasien yang sangat kooperatif dan speak up.
Saya terlibat perbincangan yang sangat menarik dengannya, tentang
Queensland, Brisbane, cost of dental care di Australia, slang anak muda Aussie
dan lain sebagainya. Karena saya orang kesehatan gigi, kali ini saya ingin
share sedikit isi perbincangan kami mengenai biaya perawatan gigi. Dari
perbincangan itu diketahui bahwa beberapa jenis perawatan gigi
yang berbau estetik di Indonesia terhitung lebih mahal dibandingkan dengan di
Australia. Tidak berbeda jauh dengan Indonesia, dia juga bertutur padaku pernah
menerima perawatan veneer gigi saat tinggal di Filipina beberapa waktu yang
lalu dengan harga yang sangat mahal. Biaya veneer gigi yang pernah dia bayarkan
di salah satu klinik gigi di Filipina nyaris 2 kali lipat dengan di Australia.
Saya tidak ingin menjeneralisir keadaan ini untuk Australia, Filipina,
maupun Indonesia. Karena apa yang dituturkan pada saya hanya berdasarkan
pengalaman pribadinya dengan beberapa klinik gigi saja. Mr. Berend sepertinya
memang memiliki riwayat kesehatan gigi yang tidak begitu baik. Dia telah
menerima beberapa perawatan konservatif. Hal ini dapat saya lihat dari
kondisi klinis rongga mulut dan gigi geliginya saat ini. Saya kira
tingkat kebenaran dari apa yang diceritakannya tentang perbedaan biaya
perawatan gigi itu memiliki probabilitas yang tinggi. Dia cukup berpengalaman
sebagai seorang pasien.
Sekali lagi bukan bermaksud menjeneralisir. Biaya untuk perawatan gigi
memang berbeda-beda tergantung kebijakan dan penghitungan bla bla bla dari
klinik atau healthcare industries-nya. Jangankan antar negara, antar klinik di
satu kota saja bisa berbeda, tergantung kelas juga kan pastinya. Yang jelas,
saya yang belum pernah pergi ke Filipina dan Australia (sedang berencanaJ as
soon as possible, minta doanya ya), saat itu hanya bisa mengangguk pasrah dan
bertanya-tanya “apa iya ada jenis perawatan gigi di Indonesia yang biayanya
lebih mahal dibandingkan Australia? atau Filipina lebih mahal dibanding
Australia? Perawatan jenis apa? Perawatan yang seperti apa? Bahan dan peralatan
canggih mana yang dipakai?”. Ah sudahlah, toh saya tidak tahu pasti tentang
sistem menejemen dan pembiayaan kesehatan disana. Semua itu mungkin saja
terjadi.
But anyway, dari
cerita panjang lebar nan bertele-tele di atas saya hanya ingin share pengalaman
tentang betapa pentingnya memahami hal-hal kecil. Ketahuilah kawan, ada banyak
hal menguntungkan yang bisa kita dapatkan dari hal-hal kecil yang kadang justru
kita sepelekan. Saya selalu berusaha membangun dan menjaga hubungan baik dengan
orang lain. Selain memang karena suka, menjalin hubungan, meluangkan waktu
untuk mereka (orang-orang di sekeliling saya), berkumpul, atau sekedar
bercengkerama dengan orang-orang baru adalah investasi bagi saya. Tidak ada
yang tidak mungkin dan tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Saya hanya
mencoba untuk menciptakan peluang disetiap kesempatan dan dimanapun berada
karena saya tidak pernah tahu kebaikan akan datang dari mana.
Let’s see dari
pertemuan singkat dengan orang baru, saya dapatkan beberapa point menarik;
1. Dapat cerita baru tentang social culture di Queensland, Brisbane,
dan slang anak muda Aussie yang tidak kalah menarik itu
2. Bertukar pandang tentang dental care dan sedikit tentang cost
effectiveness, dan yang lebih penting adalah,
3. Semangat saya kembali berapi-api. Kedatangan Mr. Berend seperti
oase untuk saya yang mulai hopeless saat itu. Dia mengingatkan saya akan satu
hal bahwa masih ada mimpi yang harus saya kejar. Ya, melanjutkan studi dengan
Australia Awards Scholarships. Tak peduli seberapa lelah, mimpi tetaplah mimpi yang
harus tetap diperjuangkan.
Comments
Post a Comment