Korban Bullying 2
Kisah bullying lainnya yaitu berasal dari
keponakannku yang bernama Nicko. Memang Nicko ini juga cenderung pendiam untuk
segala hal dan sangat tidak komunikatif. Mungkin ini yang akhirnya menjadi
sasaran empuk untuk dijadikan korban kenakalan teman-temannya. Kian hari, teman-temannya
menjadi sering merampas seluruh uang jajan atau apapun yang dipunyai Nicko.
Parahnya hingga sering memukuli. Orang tua Nicko bercerita padaku pernah
menemukan
lebam-lebam di punggung, panggul bagian belakang, dan di tangan
anaknya. Setiap ditanya, si anak tak pernah bercerita hanya bilang bahwa ia
baik-baik saja. Orang tuanya pun berpikir mungkin hanya karena jatuh saat
bermain. Jika pun ada yang menakali anaknya, itu hanya suatu hal yang lumrah
karena kenakalan anak biasa. Tetapi setiap pulang sekolah Nicko sering
menangis. Lama-kelamaan orang tua curiga. Akhirnya datanglah mereka ke sekolah
anaknya untuk mencari tahu yang sebenarnya terjadi.
Guru Nicko bercerita bahwa
memang anak-anak di kelas Nicko cenderung tipe anak-anak yang sangat nakal.
Diketahui oleh orang tua Nicko ternyata mereka adalah teman-teman Nicko juga
saat duduk di bangku TK dulu. Hingga akhirnya orang tua merasa apa yang menimpa
anaknya adalah diluar batas kewajaran. Ini bullying.
Alhamdulillah orang tua Nicko sangat pro aktif. Akhirnya memutuskan memindahkan
anak mereka ke sekolah lain dan mengajarkan anaknya agar jangan diam jika ada
yang berlaku tidak adil atau menyakiti apalagi hingga memukuli setiap hari.
Kini Nicko menjalani hari-harinya di sekolah yang baru dengan lebih baik. Tak
lagi menjadi pendiam untuk hal-hal yang merugikan. Tak lagi menjadi korban bullying.
Orang tua
memang perlu memperhatikan betul pertumbuhan dan perkembangan anak. Manakala
ada sesuatu yang kita lihat tidak sesuai dengan yang semestinya, maka orang tua
berkewajiban untuk membenarkannya. Kita tahu bahwa banyak sekali hal buruk
menimpa anak-anak korban bully di lingkungan kita. Jangan sampai ini
terus merajalela pada anak-anak kita yang esok akan menjadi penerus bangsa.
Kita harus banyak meluangkan pikiran dan tenaga kita untuk menjaga mereka agar
mereka tumbuh menjadi pribadi yang bersahaja dengan bekal pendidikan moral dan
agama yang kuat, pintar, cerdas, komunikatif, dan peduli dengan sesama.
Pilihlah sekolah yang bermutu, yang menerapkan pendidikan moral, pendidikan
agama, kewarganegaraan, dan pendidikan sejarah agar anak-anak kita menjadi anak
bangsa yang besar dan beradab. Bukan sekolah yang mengaku kelas internasional,
tetapi tak mendidik anak-anak kita dengan pendidikan dasar yang menjadi kunci
kehidupan itu.
Comments
Post a Comment