Kesuksesan Adalah Ujian
Perlahan tapi pasti, aku menaiki tangga kesuksesan. Cita-cita yang dahulu sebatas angan-angan, ternyata mampu dikonversi menjadi kenyataan. Dan, layaknya manusia biasa ketika dimanjakan kemewahan, aku pun lupa diri.
Ku gunting tali silaturahmi dengan mereka yang dulu senang mencibir pilihan hidupku. Pesan-pesan ajakan bertemu, menumpuk di kotak masuk. Bagiku basa-basi mereka terkesan busuk. Kemana saja mereka, sewaktu aku susah payah membangun impian? Tak menggubris tatkala aku mengetuk pintu untuk meminta bantuan.
Aku lupa, ada campur tangan Tuhan dalam gerak-gerikku, dalam setiap gagal dan berhasilku. Sudah menjadi monster macam apa diriku ini? Rasa angkuh menggerogotiku perlahan, menjadikanku delusional atas kepopuleran yang sifatnya sementara. Padahal, tidak ada yang namanya keabadian, semegah apapun kita membangun kerajaan. Dan orang-orang yang hari ini ku diamkan, bisa saja berbalik menjadi orang-orang yang ku kelak kubutuhkan.
Tuhan menitipkan kekayaan, agar kita bisa membaginya pada dunia, bukan memakai kekayaan tersebut sebagai senjata untuk merampas milik orang tak punya. Tuhan menitipkan wawasan, agar kita bisa mencerdaskan dunia, bukan memakai wawasan tersebut sebagai ajang untuk membodohi mereka yang tidak tahu apa-apa. Tuhan menitipkan jabatan, agar kita bisa membenahi apa yang salah pada dunia, bukan memakai jabatan tersebut sebagai kesempatan untuk menambah kesalahan yang pernah dilakukan para pendahulu kita. Dan Tuhan menitipkan kesuksesan, agar kita bisa mengangkat derajat mereka yang dilanda kesulitan, bukan memakai kesuksesan tersebut sebagai media untuk pamer pencapaian.
Karena sesungguhnya, kesuksesan adalah ujian. Dan kita tidak pernah betul-betul menang sebelum mengerti bagaimana caranya merendahkan hati.
Self reminder
Fiersa Besari/Garis waktu
Comments
Post a Comment